Hutan Wisata Pulau Marsegu terletak di bagian barat Pulau Seram (
Nusa
Ina / Pulau Ibu) yang terkenal memiliki Taman Nasional Manusela. Secara
Administratif pulau Marsegu termasuk dalam Kabupaten Seram Bagian
Barat, Provinsi Maluku. Pulau ini diberikan nama oleh masyarakat sebagai
“Pulau Marsegu” karena mempunyai satwa Kelelawar yang begitu banyak.
Kata Marsegu berasal dari bahasa daerah yang berarti Kelelawar. Dalam
pikiran pasti terlintas seperti tokoh menyeramkan yaitu “Drakula”
penghisap darah, manusia yang menjelma menjadi kelelawar. Tapi pulau ini
tidak menyeramkan bahkan berbagai keindahan dapat ditemui disana,
sebagai tempat rekreasi dan tempat mengembangkan ilmu pengetahuan tidak
perlu diragukan lagi.
Selain Kelelawar dapat ditemui juga
satwa-satwa yang dilindungi seperti Burung Gosong Megaphodius
reinwardtii (Maleo) dan Kepiting Kelapa (Birgus latro) atau yang bahasa
daerahnya disebut “kepiting kenari”. Masih banyak satwa burung lain yang menjadikan pulau ini sebagai habitat makan, bermain dan tidur.
Pulau Marsegu atau pulau kelelawar
merupakan Kawasan hutan lindung , luasnya 240,20 Ha. Wilayah lautnya
merupakan Taman Wisata Alam Laut seluas 10.000 Ha . Potensi sumberdaya
alam laut yang cukup besar, terumbu karang beraneka warna yang dapat
disaksikan keindahannya. Berbagai corak kehidupan laut dengan ikan
karang yang beraneka ragam bentuk dan ukuran.
Untuk yang gemar makanan laut (seafood)
dapat menikmati sepuasnya di pulau ini. Mau memancing sendiri atau
dapat juga membeli dari masyarakat di sekitar pulau ini yang
penghidupannya bersumber dari laut.
Di Pulau Marsegu dapat ditemukan berbagai
komunitas hutan diantaranya: Hutan Sekunder yang merupakan hasil
tindakan dari masyarakat sebagai lahan untuk berkebun. Komunitas hutan
sekunder ini merupakan hutan yang tumbuh di atas batu karang, secara bertahap telah terjadi proses pelapukan. Dahulunya daerah ini merupakan Hutan Primer dengan diameter pohon lebih dari 100 cm, tetapi telah ditebang dan dijadikan lahan untuk menanam umbi-umbian sebagai bahan makanan.
Setengah dari Pulau ini merupakan daerah
hutan mangrove dengan jenis-jenis mangrove yang juga terdapat pada
daerah lain, seperti Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata,
Brugueira gymnorrhiza, Brugueira sexangula, Ceriops tagal, Xylocarpus
mollucensis, Xylocarpus granatum, Heritiera littoralis, Lumnitzera
littorea, Aegiceras corniculatum, Excoecaria agallocha, Pemphis acidula
dan Scyphiphora hydrophyllacea.
Zone terluar dari daerah mangrove adalah
Rhizophora mucronata kemudian bercampur dengan Rhizophora apiculata dan
dibagian tengah adalah Brugueira gymnorrhiza, Brugueira sexangula,
Ceriops tagal, Xylocarpus mollucensis dan Xylocarpus granatum
Di bagian timur dari Pulau Marsegu terdapat vegetasi hutan pantai
yang mempunyai pantai pasir putih sepanjang 1600 meter. Jenis vegetasi
yang terdapat pada zone ini adalah Cordia subcordata, Pongamia pinnata, Terminalia catappa
dan Baringtonia asiatica. Di bagian utara pantai pasir putih terdapat
zone Ipomea pescaprae yang didominasi oleh rumput angin (Spinifex
littoreus) dan Katang-katang (Ipomea pescaprae). Lokasi ini merupakan
tempat wisata yang menarik untuk menikmati pemandangan laut serta
menghirup udara pantai yang segar.
Untuk yang mau berkemah atau tinggal
beberapa hari di pulau ini, tersedia 2 (dua) buah sumur sebagai sumber
air tawar yang biasanya juga dipergunakan oleh masyarakat sekitar untuk
air minum, mandi dan cuci.
Aksesibilitas ke Pulau Marsegu dari kota Ambon sebagai Ibu Kota provinsi dapat ditempuh melalui rute:
- Ambon – Hunimua. (Jalur darat)
- Hunimua – Waipirit (Pulau Seram) menggunakan Ferry (1,5 jam)
- Waipirit – Piru – Pelita Jaya. (Jalur darat ± 56 km)
- Pelita Jaya – Pulau Marsegu. (Jalur laut ± 5 km )